Malapetaka Dasyat Di Hutan
Tangan Erwin memegang pinggang halima dan mulai menarik maju mundur badan wanita Agen Togel Terpercaya
cantik itu, sehingga pompaan penisnya dalam memek halima semakin keras dan cepat.
Mendapat perlakuan demikian, wanita alim itu hanya bisa mengerang-erang keras,
tangannya kembali meremas-remas kasur.
Desa itu desa terpencil, yang berada di tepi sebuah hutan yang besar dan gelap. Karena
keterpencilannya, maka jarang sekali ada orang yang masuk ke desa itu. Setelah lama tidak
pernah ada pendatang, pada suatu hari datanglah sepasang suami istri muda. Sang suami,
handi, adalah seorang guru SD yang dengan sukarela mau mengajar di desa terpencil itu.
Sementara sang istri, halima, ikut sebagai pendamping, dan membantu mengajar TPA di
masjid kecil di tengah desa.
Segera mereka berdua menjadi terkenal. handi, berusia 28 tahun, yang guru dan sangat
pandai dalam hal agama sering diminta menjadi pembicara pengajian sampai ke desa-desa
tetangga yang lumayan jauh, selain juga menjadi guru di SD-SD tetangga yang kekurangan
guru. halima, seorang ibu muda cantik yang baru berusia 22 tahun, sangatlah populer di
kalangan anak-anak dan ibu-ibu. Kelembutannya dalam berbicara, kepandaiannya dalam hal
agama, dan kesabarannya dalam menghadapi anak-anak membuatnya menjadi idola di desa
itu.
halima adalah seorang wanita yang taat beragama. Wajahnya yang putih dan luar biasa
cantik sungguh mengundang birahi banyak pria, jikalau ia tidak menjaganya. Karena itu,
jilbab lebar selalu ia pakai. Tubuhnya yang bahenol dan sangat montok juga ia tutupi dengan
jubah longgar. Walaupun begitu, tetap saja wajah yang cantik putih dan tubuh bahenolnya
tidak bisa 100% disembunyikan, dan masih membayang pada jubah longgarnya.
Banyak pria yang merasa terangsang saat melihat halima melintas. Apalagi jika angin
menerpa jubah longgarnya, membuat tubuhnya semakin terlihat jelas membayang dari luar
jubahnya yang tertiup angin. Namun mereka hanya bisa memendamnya dalam hati, atau p
aling jauh onani sambil mambayangkan bersetubuh dengannya, wanita alim yang
bahenol. Kepopulerannya membuat para pria itu merasa takut mengganggunya.
Namun ternyata ada saja orang yang memang benar-benar menginginkannya. Mereka
adalah dede dan rekan-rekannya, para pemburu yang suka keluar masuk hutan. Tabiat
mereka yang kasar dan berangasan membuat mereka tidak peduli. Mereka sungguh ingin
merasakan tubuh seorang ibu muda cantik bahenol yang berjilbab, yang menyembunyikan
tubuh indahnya di dalam jubah longgar. Justru jubah longgar dan jilbab lebar itu membuat
mereka semakin penasaran dan terangsang.
Pada suatu hari, handi, suami halima, dipanggil ke kota untuk mengikuti pembekalan guru
tingkat lanjut. Tiga hari ia harus pergi, dan karena ada masjid yang harus dikelola, halima
tidak ikut. Kesempatan itu segera digunakan oleh dede dan rekan-rekannya untuk
menuntaskan nafsunya pada ibu muda alim yang molek itu.
Saat malam tiba, setelah sholat Isya’, halima pulang menyusuri jalanan desa yang sangat
gelap, melintasi pinggiran hutan. Tiba-tiba ia disergap dan dipukul pada bagian tengkuk, yang
membuat ibu muda berjilbab cantik itu pingsan. Ternyata sang penyerang adalah dede. Ibu
muda itu dibawa ke tengah hutan. Diperjalanan, ia mulai tersadar, dan meronta-ronta. Segera
dede menjatuhkannya dan langsung mengancamnya.Slot Gacor
“Diam kamu!! Mau kubunuh, hah?!!” katanya sambil mengacungkan senjata pembunuh babi
ke arah halima. Wanita itu kaget bukan kepalang. Matanya mulai berkaca-kaca karena
ketakutan. Akhirnya, di bawah todongan senjata, dengan pasrah wanita berjilbab itu digiring
masuk lebih jauh ke dalam hutan. Dia sengaja diajak berjalan berputar-putar supaya bingung
kalau mencoba melarikan diri.
Rasanya sudah berjam-jam mereka masuk ke dalam hutan. Rasa takut, ditambah haus dan lapar membuat halima makin tersiksa, apalagi di sepanjang perjalanan berkali-kali tangan usil para pemburu itu juga sibuk meraba dan mencubiti bagian-bagian tubuhnya yang masih tertutup jilbab dan jubah lebar.
Jilbabnya disampirkan kepundaknya, sehingga membuat para pemburu itu leluasa meremas-remas buah dada gadis berjilbab itu yang luar biasa montok. Pantat halima yang mulus dan sekal menjadi bagian yang paling favorit bagi tangan para pemburu itu. Diperlakukan demikian, halima hanya bisa menahan tangis dan rasa ngerinya.
Mereka kemudian sampai di sebuah pondok kayu kecil tapi kokoh karena terbuat dari kayu-kayu gelondongan. Anehnya mereka tidak mambawa halima masuk ke dalam pondok kayu itu, tapi hanya di luarnya. Wanita montok berjilbab itu berusaha meronta tapi menghadapi tiga pria yang jauh lebih kuat darinya, perlawanannya hanyalah usaha yang sia-sia.
“Nah, Ibu yang cantik, sekarang waktunya kamu harus menerima hukuman dari kami karena sudah membuat penunggu hutan ini resah.”
ujar dede sambil matanya menyapu ke sekujur tubuh halima yang tertutup jilbab yang tersingkap dan jubah yang sudah terbuka dua buah kancing atasnya.
halima bingung. Agent Bola Terpercaya
“A-apa salah saya, pak?” tanyanya.
“Diam!! Tubuhmu yang montok itu sudah bikin penghuni hutan ini resah tahu!! Kamu harus mempersembahkan tubuhmu itu kepada mereka!!” bentak dede lagi.
Rofi’ah semakin panik. Ia sadar, ia akan diperkosa. Ia terus berusaha berontak, namun dua orang rekan dede yang semuanya bertubuh tinggi besar tidak bisa ia kalahkan.
Segera ia menyerah kalah, sambil menangis tersedu-sedu.
“Hmm, hukumannya apa ya?” dede bergumam tidak jelas seolah bertanya pada dirinya sendiri. “
Ah iya, mbak halima, hukuman buat Mbak yang pertama adalah menari buat kami. Tapi dengan catatan, sambil menari, Mbak harus buka jubah, kutang sama celana dalam Mbak.
Jilbabnya biarin saja. Sampirkan aja di pundak.” lanjut laki-laki itu datar, nyaris tanpa emosi. Ia sudah pernah melakukan ini sebelumnya, saat memperkosa seorang gadis alim yang sedang KKN di desa sebelah. Memek mereka benar-benar seret dan legit.
halima yang mendengarnya tersentak kaget, seketika tubuh wanita bahenol berjilbab itu gemetar. Dia terkesiap, tidak mengira akan dipaksa melakukan tarian telanjang. Tubuhnya gemetar karena shock, halima hanya menggelengkan kepalanya sambil menahan tangis yang semakin kencang.
“Jangan!” pintanya dengan pasrah. “Kalian minta apa saja, silahkan. Tapi jangan seperti itu…”
“Hehehehe… ” dede menyeringai. “Kalau mau lari juga tidak apa-apa, paling-paling Mbak hanya akan bertemu macan di sekitar sini. Lagipula tidak ada yang tahu tempat ini selain kami.”
halima gemetar ketakutan, air matanya semakin deras mengaliri pipinya yang mulus. Wanita itu tahu dia tidak punya pilihan lain, dia memang tidak tahu jalan pulang, ditambah kemungkinan benar ucapan dede tentang harimau yang masih berkeliaran. Wanita berjilbab itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat mencoba pasrah.
“Bagaimana, Non?” dede bertanya datar.
halima diam sesaat sebelum akhirnya mengangguk.
Tawa ketiga pemburu itu langsung meledak penuh kemenangan.
“Horee… Asiik.! Hari ini kita bakal dapat tontonan bagus. Jarang lho ada wanita alim, berjilbab lebar secantik Mbak mau menari bugil buat kita,” kata Pak heri yang dari tadi diam saja dengan nada dibuat-buat.
halima menunduk sambil menggigit bibirnya untuk menahan malu dan takutnya yang makin memuncak. Ia merasa bersalah terhadap handi, suaminya, yang sedang ada di kota.
“Tunggu dulu, pakai musik dong.” kata dede, dia lalu masuk ke pondokan dan keluar lagi membawa sebuah tape recorder kecil bertenaga batere. Ketika disetel, alunan musik dangdut mulai bergema di sekitar tempat itu.
“Nah, ayo dong, Non. Mulai goyangnya.” seru laki-laki itu di sela-sela suara musik yang lumayan keras.
halima mencoba pasrah. Dia lantas mulai menggoyangkan tubuhnya dengan gerakan-gerakan erotis yang coba ia tiru dari joged para penyanyi dangdut di TV.
Tangannya diangkat ke atas lalu pinggulnya digoyang-goyangkan, membuat seluruh tubuhnya berguncang. Seketika ketiga pemburu itu bersuit-suit melihat goyangan pinggul dan pantatnya.
Apalagi saat gadis berjilbab itu mulai membuka kancing jubahnya satu per satu, mereka makin bersorak.
Saat ia merasa sangat malu dan sejenak berhenti, senjata berburu dede langsung teracung padanya, membuatnya takut dan segera melanjutkan goyangannya.
Ketiga pemburu itu terdiam saat jubah halima meluncur turun ke tanah, memperlihatkan tubuh yang sangat montok, putih dan mulus tanpa cacat. Birahi mereka langsung memuncak.
“Buka kutangnya! Buka! Kami mau lihat pentilnya,” teriak mereka sambil terus memelototi tubuh halima yang bergoyang erotis. Wanita alim yang bahenol itu lalu perlahan mulai melepas Bra yang menutupi payudaranya lalu melemparkannya ke tanah. Payudara halima yang masih kencang sekarang tergantung telanjang, begitu putih dan mulus. Payudara itu berguncang seirama gerakannya.
Melihat bulatan daging yang begitu mulus itu, ketiga pemburu itu makin liar berteriak, meminta halima untuk membuka celana. ”Celana! Sekarang celanamu… buka! Buka!”
halima dengan sesenggukan mulai memelorotkan celana dalamnya dan melemparkannya ke tanah. Sekarang ibu muda berjilbab itu sudah telanjang bulat di hadapan ketiga pemburu yang memelototinya dengan penuh nafsu.
Dia meneruskan tariannya dengan berbagai gaya yang diingatnya. Ketiga pemburu itu tampak paling suka saat halima melakukan goyang ngebor ala Inul dan goyang patah-patah milik Anisa Bahar.
Pantatnya yang montok dan mulus bergoyang-goyang secara erotis. Jilbab yang tersampir dipundaknya dan kaus kaki putih yang membungkus kaki sampai betisnya membuatnya semakin cantik.
Selama hampir satu jam halima menghibur ketiga pemburu itu dengan tarian bugilnya. Tubuhnya sampai basah karena keringat, membuat kulitnya yang putih mulus terlihat berkilat-kilat.
Acara itu baru selesai setelah dede menyuruhnya berhenti.Agent Togel Terpercaya
“Hehehehe… Ternyata Mbak pintar juga narinya. Kami jadi terangsang lho.” kata laki-laki itu sambil tersenyum keji.
“Sudah cukup, Pak, saya sudah menuruti permintaan Bapak. Sekarang lepaskan saya.”
pinta wanita alim yang bahenol itu dengan memelas sambil setengah mati berusaha menutupi payudara dan memeknya yang terbuka.
“Cukup?” dede tertawa. “Hukumanmu belum lagi dimulai.”
halima merasa mual mendengar ucapan itu. Kalau yang tadi belum apa-apa, ia ngeri membayangkan apa yang akan mereka minta berikutnya.
“Hukuman selanjutnya… sekarang Non berdiri sambil ngangkang, lalu angkat tangan Non ke belakang kepala!” dede memerintah dengan jelas.
halima tersedu sesaat, tapi wanita alim itu mulai membuka kakinya lebar-lebar, membuat bagian selangkangannya terkuak lebar sehingga memperlihatkan memeknya dengan jelas. Benda itu terlihat terawat dengan baik, ditumbuhi rambut-rambut
halus dan rapi, halima selalu merawat bagian genitalnya dengan sangat cermat demi menyenangkan suaminya.
Selanjutnya tangannya diangkat ke atas dan jari-jarinya ditumpukan di belakang kepalanya, membuat payudaranya yang putih dan kenyal sedikit terangkat hingga terlihat makin membusung dan mencuat menggemaskan.
“Nah, sekarang… boleh nggak kami meraba tubuh Mbak?” tanya dede.
halima tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti permintaan itu. Wanita alim itu mengangguk sambil menangis.
“Sekarang kita mulai ya,” kata dede.
halima hanya mengangguk, dia merasakan sentuhan tangan laki-laki itu mulai bergerilya di wajah putih mulusnya.
“Uhh, wajahmu mulus sekali, Non.” dede mencium pipi halima.
Antara geli dan jijik, halima memejamkan mata saat dede mulai menelusuri bibirnya yang merah dan melumatnya dengan gerakan lembut.
Laki-laki itu terus berusaha mendesakkan bibirnya untuk mengulum bibir halima, lidahnya mencoba menerobos masuk ke mulut wanita cantik itu, sementara tangannya bergerilya meraba-raba dan meremas payudara halima yang putih mulus. halima menggelinjang menerima perlakuan itu.
Sambil bibirnya terus mengulum bibir wanita alim itu, tangan dede kini memilin-milin puting payudara halima dengan gerakan kasar.
halima meringis kesakitan, tapi perlahan perlakuan laki-laki itu justru menimbulkan sensasi aneh dalam dirinya, tubuhnya menegang saat sensasi itu melandanya.
Tanpa sadar wanita alim itu mulai mendesah. Suaminya tidak pernah memperlakukannya seperti ini.
“Ayo, kalian juga boleh ikut.” dede memanggil kawan-kawannya.
halima makin menderita mendengar ucapan itu. Tiga orang langsung mengerubutinya. Mereka meraba-raba ke sekujur tubuh montoknya.
Pak heri yang berangasan meremas-remas payudara kirinya dengan kasar, sementara sebelah tangannya meraba dan meremas pantat halima yang sekal.
“Uohh, pentilnya dahsyat. Pantatnya juga nih. Kayaknya enak kalo ditidurin,” kata Pak heri.
Sementara di sebelahnya, erwin tampak asyik berkutat dengan payudara halima yang sebelah kanan. Dia menjilati dan menyentil puting payudara putih bersih wanita berjilbab itu dengan lidahnya.
“Ohh, baru tahu ya?” dede tertawa di tengah usahanya menjilati payudara halima. Wanita cantik itu hanya bisa merintih pasrah. Apalagi saat dede mulai menggerayangi memeknya.
“Ohh, tempiknya bagus banget nih, Pak heri.” kata laki-laki itu sambil menggesek-gesekkan jarinya di bibir memek halima.
Pak heri tidak menanggapinya karena kini dia sibuk menciumi dan menjilati payudara halima bersama erwin.
Tangan laki-laki tua itu juga membelai-belai perut halima yang licin. Wanita alim itu semakin menggelinjang dan terus mendesah tertahan.
“Ohh…” halima menjerit kecil saat dede mencoba memasukkan jari-jarinya ke dalam memeknya. “Jangan, Pak…” dia merintih, tapi rintihan pasrah wanita alim itu ibarat musik perangsang bagi dede dan kawan-kawannya.
Laki-laki itu makin liar menggesekkan jarinya ke selangkangan halima, bahkan dia juga meremas-remas gundukan memek ibu muda cantik itu. halima makin merintih. Tubuhnya mengejang mendapat perlakuan itu.
“Hei, Ar, kayaknya Mbak ini sudah mulai terangsang nih. Tuh lihat, dia mulai merintih, keenakan kali ye?” ujar erwin diiringi tawa. halima makin sakit hati dilecehkan seperti itu, tapi memang dia tidak bisa mungkir kalau dirinya mulai terangsang oleh perlakuan mereka.
“Jangan! Oohh…” wanita itu mulai meracau tidak karuan saat dede mulai menjilati memeknya. Dia menjerit saat lidah laki-laki itu bermain di klitorisnya.
Lidah dede mencoba mendesak ke bagian dalam memek wanita berjilbab itu sambil sesekali jari-jarinya juga ikut mengocok memek itu. Sungguh halima tidak mau diperlakukan seperti itu, karena bahkan suaminya sendiri tidak pernah
memperlakukannya seperti itu.
“Ahkkhh.. Oohh.. jangan!!” rintih halima sambil menggeliat. Semantara Pak heri dan erwin kali ini berdiri di belakangnya sambil mendekap tubuhnya dan meremas-remas kedua payudara halima dengan gerakan liar.
Sesekali puting payudara wanita berjilbab itu dipilin-pilin dengan ujung jari seperti orang sedang mencari gelombang radio.
halima mengejang, sebuah sensasi aneh secara dahsyat mengusir akal sehatnya. Dia mendesah-desah dengan gerakan liar, hal ini membuat kedua penjahat itu terlihat semakin bernafsu.
“Ayo terus, sebentar lagi dia nyampe.” Pak heri berteriak kegirangan seperti anak kecil sambil terus menerus meremas payudara halima sementara dede masih menelusupkan wajahnya ke selangkangan wanita alim itu.
Lidahnya terus menyapu bibir memek halima dan sesekali menyentil klitorisnya.
halima menjerit kecil setiap kali lidah dede menyentuh klitorisnya, semantara tangan laki-laki itu terus bermain meremasi pantatnya.
Tubuh halima sudah basah oleh keringat, sekuat tenaga dia menahan desakan sensasi liar di dalam tubuhnya yang makin lama makin kuat sampai membuat wajahnya merah padam. Tapi halima akhirnya menyerah, tubuh montoknya mengejang
dahsyat dan tanpa sadar dia mendorongkan memeknya sendiri ke wajah dede dan menggerakkannya maju mundur dengan liar dan menyentak-nyentak. halima sudah tidak dapat menahan diri lagi. Tubuhnya menggeliat dan menegang.
“OOHHHKKHHHH… AGGGHHHH…”
wanita berjilbab lebar itu mengerang kuat-kuat seperti mengejan. Wajahnya merah padam penuh aura birahi, Dan seketika itu pula “Crt… crt… crt…” cairan memeknya muncrat keluar.
Tanpa sadar halima mengalami orgasme untuk pertama kali, dan kemudian tubuhnya melemas lalu terpuruk, Pak heri dan erwin menahan tubuh ibu muda cantil itu supaya tidak jatuh.
Dede tertawa senang melihat bagaimana halima mengalami orgasme dengan begitu dahsyat. “Hehehehe…” dia tertawa seperti orang sinting.
“Enak ya, mbak? Galak juga kalau lagi orgasme. Gak ngira kalo cewek berjilbab besar kayak mbak bisa orgasme liar kayak gitu.” sindirnya.
halima hanya diam saja.
Tubuhnya masih lemas setelah mengalami orgasme yang begitu hebat. Sekujur syaraf seksualnya seolah digetarkan dengan begitu kuat seperti dihimpit oleh truk raksasa, membuat dorongan seksualnya entah bagaimana menggelegak hebat hingga
wanita alim itu serasa ingin dientot.
Namun ia berusaha mengusir pikiran itu.
“Nah, sekarang hukuman ketiganya.” dede memberi isyarat pada Pak erwin. erwin segera bergegas masuk ke dalam pondok dan keluar dengan mengusung sebuah kasur busa usang yang berbau lembab lalu menghamparkannya di tanah begitu saja.
“Nah, Mbak sekarang tiduran di situ ya.” dede menunjuk ke arah kasur bau itu.
halima hanya bisa mengangguk. Didorong oleh gejolak seksualnya yang menggelora, wanita berjilbab yang biasanya pemalu itu merebahkan dirinya terlentang di atas kasur.
Jilbab lebarnya sudah basah penuh keringat. halima refleks membuka
kakinya lebar-lebar, sehingga posisinya sekarang telentang di atas kasur dengan kaki mengangkang lebar.
Ketiga pemburu itu terkagum-kagum melihat gadis alim yang sangat cantik, yang biasanya menjaga dirinya dengan jilbab dan jubah panjang, sekarang sudah terlentang pasrah, siap untuk disetubuhi.
dede segera membuka seluruh bajunya dan langsung menindih tubuh halima sambil mengarahkan penisnya yang besar ke memek wanita berjilbab itu.
“Sudah siap kan, Mbak?” tanyanya lirih sambil mendorongkan penisnya ke dalam memek halima.
“Aagghh…” wanita alim itu merintih keras ketika penis besar dede mulai memasuki memeknya yang sudah basah. dede dengan kasar mendorongnya sampai mentok.
Karena besarnya diameter penis laki-laki itu, memek halima sampai terlihat tertarik penuh dan menjadi berbentuk bulat melingkar ketat di penis dede.
Meskipun halima sudah tidak perawan lagi, tapi baru kali ini memeknya dimasuki penis sebesar milik dede. Wanita berjilbab itu meringis menahan sakit sambil mengigit bibirnya.
dede mulai memompa penisnya dengan cepat keluar masuk memek halima. halima yang belum pernah dipompa oleh penis sebesar milik dede hanya bisa mengerang-erang dengan mata tertutup dan mulut sedikit terbuka.
Wajahnya memperlihatkan kesakitan sekaligus birahi. Sungguh kini ia sudah tak mampu berpikir jernih, dan terhanyut oleh perkosaan yang ia alami.
“AAAHHH… UUUUHHHH… OOOHHHH…!!” teriaknya sambil menggelinjang-gelinjang dan kedua tangannya meremas-remas kasur yang cukup tebal itu.
dede semakin cepat memompa memek halima dengan penisnya. halima yang keenakan, mengangkat kakinya ke atas, memberikan kesempatan kepada laki-laki itu untuk terus memompa memeknya dengan lebih cepat lagi dan lebih dalam lagi.
“Aaahh… enak… terus, paaakk… oohhhh… maafkan halima, mas Fariiiidd… Oooohhh… ini enaaakkk sekaliiii… Aku tidak bisa menahannya!!!” halima mulai meracau dengan mata tertutup dan tangannya semakin keras meremas-remas kasur.
Setelah dua puluh menit disetubuhi dede, tiba-tiba badan montok ibu muda berjilbab yang sudah basah bersimbah peluh itu mengejang, kedua kakinya dirapatkan menjepit pinggang dede, tangannya memeluk erat leher laki-laki itu.
“AAAARRGGHHH…” erang halima saat mencapai orgasme yang kedua. Tubuhnya menggelinjang hebat tak terkendali.
Sementara dede yang mengetahuinya, segera mendekap tubuh wanita itu seerat-eratnya. Pinggulnya terus mendorong-dorong kemaluannya seakan ingin mendekam dan bersarang di memek wanita berjilbab lebar itu.
Lalu diciuminya seluruh wajah halima. dikulumnya dalam-dalam bibir wanita itu. halima yang sudah kecapaian tak kuasa menolaknya. Dia membiarkan bibirnya dilumat oleh dede dengan kasar.
Setelah bergetar-getar beberapa saat, badan halima kemudian melemah, pelukan tangannya lepas dari leher dede, kakinya yang tadinya memeluk pinggang dede, jatuh ke kasur.
Memek wanita alim itu yang tersumpal rapat oleh penis dede terlihat mengeluarkan cairan sampai membasahi kasur.
dede yang juga keenakan, menyusul tak lama kemudian.
Si pemburu kasar itu menyemprotkan spermanya dengan sodokan yang keras ke dalam kemaluan halima. Spermanya keluar sangat banyak hingga tak tertampung oleh memek ibu muda alim itu. Rembesannya juga keluar membasahi kasur.
Setalah menuntaskan segala kepuasannya, dede berdiri meninggalkan tubuh halima yang lemas telanjang di atas kasur.
Tubuh putih itu sekarang berkilau basah oleh keringat, pada memeknya terlihat mengalir cairan sperma kental berwarna putih susu.
“Ohhhh…” dede mendesah penuh kepuasan. Baru kali ini dia merasakan nikmatnya menyetubuhi seorang wanita berjilbab yang sangat cantik.
Berbeda sekali dengan pelacur-pelacur yang pernah dipakainya selama ini.
halima hanya bisa menangis meratapi nasibnya diperkosa oleh pemburu ugal-ugalan, tapi dalam hatinya dia tidak memungkiri kalau sebetulnya dia menikmati saat dirinya disetubuhi oleh dede.
Rasa yang sangat berbeda dari yang pernah didapatnya dari handi, suaminya, bahkan halima merasa handi tidak ada apa-apanya dibandingkan dede. Karena itu ketika Pak heri mendekatinya, wanita alim itu hanya diam saja, menunggu
persetubuhannya yang kedua.
“Nah, sekarang giliranku.” kata Pak heri tenang sambil melepas pakaiannya satu-persatu, dia menyeringai kegirangan mirip anak kecil yang diberi permen. “
Kita ganti gaya ya, mbak…” katanya kalem.
Mungkin karena saking terangsangnya, halima menurut saja apa yang diminta oleh laki-laki itu.
Pak heri membalikkan tubuhnya dengan pantat agak ditunggingkan, tangan dan lutut halima bertumpu di kasur dengan gaya nungging.
Pak heri membelai pantatnya yang mulus telanjang sambil sesekali menamparnya ringan dan mencubitinya.
“Busyeet… pantatnya gede banget, putih mulus lagi.” kata Pak heri kegirangan. Penisnya mulai memasuki memek halima dari belakang.
“Oohh… gila!” laki-laki itu mengejang ketika penisnya amblas sepenuhnya di dalam memek sang ibu muda. “Tempiknya Mbak masih seret aja, nggak pernah dipake sama suaminya ya?” Pak heri berujar.
halima hanya diam saja sambil memejamkan mata karena kesakitan sekaligus merasakan nikmat pada dinding memeknya sebelah dalam.
Sekarang Pak heri mulai memaju-mundurkan pinggulnya sambil berpegangan pada pantat wanita alim
berjilbab itu. halima serasa melayang, sekonyong-konyong dia tidak merasa diperkosa karena turut menikmatinya.
Pak heri lalu mencengkeram kepalanya yang masih terbungkus jilbab merah muda, dan ditariknya hingga wajah halima terangkat
memperlihatkan ekspresi kesakitan tapi penuh kenikmatan setiap kali laki-laki itu menggenjotkan penisnya.
“Ahhh… Aahhhh… Ooohhhhh… Ooohhhh…” halima mengerang setiap kali Pak heri menyodokkan penisnya.
Di lain pihak, dede dan erwin ikut memberi semangat setiap kali Pak heri menyodok memek gadis berjilbab lebar yang sudah sangat terangsang itu.
“Ayo, terus! Terus, Mbak… Yeahh… Ooohhh… Bagus!” seru keduanya bergantian.
”Aghhh.. Aahhhh… Auwhhhh…!” halima yang sudah dikuasai nafsu birahi mengerang-erang kuat setiap kali sentakan penis Pak heri menyodok bagian dalam memeknya.
Menit demi menit berlalu, Pak heri masih bersemangat menggenjot tubuh ibu muda cantik itu.
Sementara halima sendiri sudah mulai kehilangan kendali, dia kini sudah tidak terlihat sebagai seseorang yang sedang diperkosa lagi, melainkan nampak hanyut menikmati ulah Pak heri.
Saat laki-laki itu minta untuk ganti gaya lagi, halima dengan senang hati mengabulkannya.
Kali ini dia telentang lagi. Pak heri.mengangkat kedua paha sekal halima dan disampirkan ke pundaknya, lalu kedua tangannya mencengkeram pergelangan tangan wanita cantik itu dan menariknya kuat-kuat. Kemudian dia kembali mendesakkan
penisnya ke memek halima dan menggenjotnya kuat-kuat.
Wanita alim itu kembali menggeliat antara sakit bercampur nikmat.
Di ambang klimaks, tanpa sadar saat Pak heri melepaskan pegangannya dan kembali menindih tubuhnya, halima memeluk laki-laki itu dan memberikan ciuman di mulutnya.
Mereka berpagutan sampai gadis berjilbab itu mendesis panjang dengan tubuh mengejang, tangannya mencengkeram erat-erat lengan Pak heri. Cairan kentalkembali menyembur dari dalam memeknya.
Tapi Pak heri yang belum terpuaskan, setelah jeda beberapa menit, kembali menggerakkan penisnya maju mundur di dalam memek halima.
Uugghh… Ooohh !” desah halima sambil mencengkeram kasur dengan kuat saat penis Pak heri kembali melesak ke dalam memeknya, cairan yang sudah membanjir di memeknya menimbulkan bunyi berdecak setiap kali penis laki-laki itu
menghujam. Suara desahan pasrah wanita alim itu membuat Pak heri semakin bernafsu. Dia meraih payudara halima dan meremasnya dengan gemas seolah ingin melumatkan benda kenyal itu.
Lima belas menit lamanya Pak heri menyetubuh halima sampai akhirnya laki-laki itu menggeram saat merasakan sesuatu akan meledak dalam dirinya.
“Crott… crot… crot…” spermanya menyembur berhamburan membasahi rahim halima dengan sangat deras.
Pak heri merasakan sekujur syaraf seksualnya meledak saat itu, bagai seekor binatang ganas yang keluar mengoyak tubuhnya dari dalam.
Tubuh tuanya menegang selama beberapa detik merasakan kenikmatan yang diperolehnya sebelum akhirnya melemas kembali dan tergolek mendekap tubuh mulus halima.
Setelah puas, baru dia bangkit. Dibiarkannya wanita alim yang bahenol itu
terkapar di ranjang, wajah halima tampak sedih dan basah oleh keringat, cairan sperma yang sangat banyak mengalir keluar dari memeknya yang sempit.
Jilbab yang ia pakai sudah kusut dan basah kuyup oleh keringat.
erwin yang mendapat giliran terakhir maju sambil bersungut-sungut.
Dia yang sedari tadi sudah telanjang hanya bisa mengocok penisnya sendiri sambil memelototi adegan persetubuhan kedua temannya dengan wanita berjilbab yang ternyata sangat cantik dan seksi itu.
“Jangan tiduran saja di situ, Mbak cantik.” erwin menarik tangan halima dengan kasar hingga membuatnya tersentak ke depan.
Diangkatnya wajah halima yang tertunduk, ditatapnya sejenak dan disekanya air mata yang mengalir sebelum dengan
tiba-tiba melumat bibir mungil wanita itu dengan ganas.
Mata halima membelalak menerima serangan kilat itu.
Dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mendorong dada erwin, namun sia-sia karena erwin memeluknya begitu kuat dengan tangan satunya memegangi kepalanya.
Ciuman erwin juga semakin turun ke leher jenjangnya yang tidak tertutup jilbab, laki-laki itu membungkukkan badannya agar bisa menciumi payudara halima yang mulus dan sekal.
erwin menjilatinya dengan liar hingga permukaan payudara halima basah oleh ludahnya, terkadang dia juga menggigiti puting susu wanita berjilbab itu, memberikan sensasi tersendiri bagi halima.
Sementara tangan satunya turun meraba-raba kemaluan halima dan memainkan jarinya disitu, menyebabkan daerah itu makin berlendir.
“Pak… Pak… Ooohh… Aaaah!” desah halima antara menolak dan menerima.
erwin kembali melumat bibirnya, sambil pelan-pelan merebahkan tubuh mulus halima kembali ke atas kasur dan kemudian menekan penisnya dalam-dalam ke liang memek wanita cantik itu.
“Sshhh… sakit! Aawhhh…!!” rintih halima ketika penis erwin yang besar menerobos memeknya. Sementara erwin terus berusaha memasukkan penisnya sambil melenguh-lenguh.
“Ough… aduh! Aduduhhhh…! Pak, pelan-pelan, pak!!! Aahhh… Auggghhhh…!” jerit halima sambil mendorong tubuh erwin sedikit menjauh. Namun erwin tetap tidak peduli.
Ia pun terus mendorong penisnya masuk perlahan. Gesekan yang
ditimbulkan batang penis dan dinding rahim halima membuat halima merasakan sakit di selangkangannya.
Apalagi ia harus menahan bobot tubuh erwin yang terbilang agak berat itu.
Mengetahui kondisi dan tidak ingin terlalu membuat ibu muda alim itu tersiksa lebih lama, erwin pun mendorong penisnya dengan kekuatan penuh hingga akhirnya amblas semuanya.
Kedua tangannya memegang pinggul halima agar batangnya tidak terlepas dari liang itu.
erwin mulai menarik penisnya yang masih tertancap di memek yang sempit itu.
Gerakan maju mundurnya membuat halima menggigit bibir bawahnya. Rasa perihnya mulai hilang, diganti rasa nikmat karena gesekan kulit daerah organ vital mereka berdua.
Goyangan maju mundur erwin terus menerus seolah ingin menancapkan penisnya sedalam mungkin. Cukup lama ia melakukan gerakan menekan dan memutar liang itu.
Beberapa menit berlalu hingga sebuah erangan panjang keluar dari mulut manis halima.
“Ooooughhhhhhh… Ooughhhh… Oooooohhhhhhhhh… Paaak…!!!” Tubuh montoknya mengejang, kakinya menekan pinggul erwin.
Cengkeraman kukunya di lengan laki-laki itu menandakan ia telah orgasme untuk kesekian kalinya. Setelah dua kali diperkosa, tiada lagi daya dalam diri halima untuk mengimbangi serangan erwin.
Melihat kejadian itu, erwin pun mempercepat gerakannya, ia meningkatkan tempo goyangannya.
Penisnya yang besar dan berurat menggesek dan menekan klitoris halima ke dalam setiap kali benda itu menghujam. Kedua payudara halima yang membusung tegak ikut berguncang hebat seirama guncangan badannya.
erwin segera meraih yang sebelah kanan dan meremasnya dengan gemas.
Gairah wanita alim berjilbab itu mulai bangkit lagi, halima merasakan kenikmatan yang berbeda dari biasanya, yang tidak didapatnya saat bercinta dengan suaminya.
Tanpa disadarinya, ia juga ikut menggoyangkan pinggulnya seolah merespon gerakan erwin. Tapi Belum lagi sempat halima menarik napas, erwin dengan kasar mengangkat dan membalikan tubuh sintalnya.
erwin membuat halima sekarang dalam posisi menungging.
Pantat wanita cantik itu terangkat tinggi, sedangkan kepalanya tertunduk ke kasur dan badannya bertumpu pada kedua lutut dan tangannya. erwin dengan kasar dan dalam tempo yang
cepat, kembali memompa memek becek halima dari belakang.
“Aaaaghh… Eegghhhh… Sakiiit…!!” teriak halima menerima perlakuan kasar dari erwin.
Mendengar itu, erwin malah semakin bersemangat dan semakin keras menghajar memek halima dengan penisnya yang besar.
Tangannya memegangi pinggang halima sambil terus menarik maju mundur badan mulus wanita cantik itu, sehingga pompaan penisnya dalam memek halima semakin keras dan cepat.
Mendapat perlakuan demikian, wanita alim itu hanya bisa mengerang-erang keras, tangannya kembali meremas-remas kasur.
Badan halima bergerak maju mundur mengikuti pompaan keras penis erwin. Setiap kali laki-laki itu memasukkan penisnya sampai mentok ke memeknya, ia berteriak.
“AAHGHH… AAGHHHH… AGHHH…!!” serunya berulang-ulang. Semakin cepat erwin memompa penisnya, semakin keras pula erangan halima.
Kemudian erwin merubah posisinya yang tadinya berlutut menjadi berjongkok di belakang halima.
Posisi itu membuat erwin dapat makin cepat lagi memompa memek sang ibu muda dari belakang dan membuat penisnya dapat makin keras menekan memek halima, meskipun sebenarnya penis yang besar itu sudah mentok. erwin makin mempercepat pompaan penisnya sambil menjambak rambut halima.
“Aaaaahh… Ouuuuhh… Aaaaaahhhh… Eeeeeehhhgggh…!!” teriakan halima menggema di tengah hutan itu.
Penis erwin yang besar terlihat makin cepat keluar masuk di dalam memeknya.
halima dalam posisi demikian tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti irama permainan laki-laki itu, mengikuti apa maunya erwin, beberapa menit bermain cepat, kemudian melambat dan menjadi cepat lagi.
Wajah halima yang terdongak menunjukkan betapa dia sebenarnya menikmati perlakuan kasar laki-laki itu.
Matanya merem melek dan mulutnya terbuka lebar menikmati serbuan penis erwin dari belakang. Tangannya makin keras meremas-remas kasur, payudaranya yang padat bergantung dan bergoyang keras ke depan dan ke belakang, memeknya sudah
sangat basah, cairan memeknya yang bercampur sperma bukan saja meleleh banyak di kedua paha bagian dalamnya tapi sedikit-sedikit mulai menetes ke kasur yang dijadikan alas.
Ternyata wanita berjilbab itu sudah sangat menikmati perlakuan kasar dari para pemerkosanya, dan orgasme berkali-kali.
Setengah jam lamanya erwin menyetubuhi dirinya. Cairan kewanitaan semakin deras membasahi kedua paha dalamnya, kaki halima sudah mulai bergetar karena terlalu letih akibat orgasme yang berulang-ulang.
Sementara erwin masih saja terus menggenjotkan penisnya seolah tidak akan berhenti sampai akhirnya ketika halima orgasme lagi, laki-laki itu mengejang kuat-kuat sambil menyentakkan penisnya dalam-dalam ke liang memek halima yang sempit.
erwin melenguh keras.
“AAAAHHHHKKKHHHH…!”
dia merasakan kenikmatan yang luar biasa menghantam sekujur tubuhnya dan seketika itu pula spermanya menyembur dengan sangat deras ke dalam rahim halima.
Seketika didorongnya tubuh ibu muda itu hingga tertelungkup di kasur sementara dia sendiri terkapar terengah-engah merasakan kenikmatan yang luar biasa setelah menyetubuhi wanita berjilbab besar yang ternyata begitu cantik dan montok.
Dan selama sehari semalam ketiga orang pemburu itu memperlakukan halima tidak lebih dari budak nafsu yang harus siap melayani nafsu seksual mereka bertiga.
Mereka tidak mengijinkan halima untuk berpakaian kecuali jilbab merah muda dan kaus kaki putihnya.
Mereka juga memaksa halima untuk menjadi pelayan di pondokan mereka tentunya dengan tetap telanjang bulat.
Dan semalaman, mereka bertiga memaksa halima untuk melakukan hubungan seksual dengan berbagai gaya dan cara yang bisa
mereka praktekkan.
Pesta seksual itu baru selesai sekitar jam empat pagi setelah halima benar-benar tidak kuasa lagi bergerak.
Mereka berempat kemudian tertidur di lantai beralas karpet usang tanpa busana. erwin tidur sambil menggenggam payudara halima,
dede dan Pak heri tidur di sebelahnya.
halima kembali ke rumahnya dengan tertatih, namun tidak menceritakan peristiwa itu pada siapa pun, termasuk suaminya.
Ternyata ia memang diam-diam menikmati perkosaan yang menimpanya,
sehingga saat suaminya keluar desa dan ia kembali diperkosa oleh ketiga orang pemburu itu dirumahnya, wanita alim itu hanya pasrah.
Bahkan ia kembali orgasme berulang-ulang.
Mari gabung di ono4d Agen Togel Terpercaya Deposit Pulsa.
– Min DP 25 Ribu
– Bisa Deposit via Pulsa XL/Axis/Telkomsel/Tri
– Bonus Cashback 5% dibagikan setiap Hari Senin
Diskon Togel :
– 4D : 66%
– 3D : 59%
– 2D : 29%
Salam Hokky Selalu,
onopg.com
WA : +855969374187
FB : ono4d
LINK ALTERNATIF : cutt.ly/4dhoki