Enaknya Setubuhi Rekan Satu Kantor
Aku adalah seorang pegawai sebuah perusahaan di Aceh. Aku sudah menikah sejak tahun 2014, dengan seorang wanita bernama Mery. Adik iparku (adik kandung istriku) menikah dengan seorang wanita bernama April yang menjadi teman selingkuh ku untuk beberapa waktu.
Sedikit curhat, pernikahanku kali ini di ujung tanduk. Yah kalau diliat dari biografi singkat yang kuceritakan di atas, bisa diambil kesimpulan apa dan siapa penyebabnya. Yak, selingkuh dan aku pelakunya. Untungnya, teman selingkuhku yang ketahuan kali ini bukan istri adik iparku, melainkan “teman” dari aplikasi media sosial “KitaNgobrol”. Ruginya, ya banyak banget. Salah satunya adik iparku sontak memusuhiku, sekaligus istrinya terpaksa ikut perintah suaminya. April (Dalam suatu kesempatan, April bertemu dan langsung memohon agar hubungan kami jangan disebarluaskan. Aku pegang tangannya dan kupastikan bahwa aku bukan orang seperti itu. Sampai sekarang kami belum berkomunikasi lagi)
Pertengkaran dengan istriku tidak bisa dielakkan. Aku hanya mampu menyembunyikan bahwa aku baru melakukannya sekali , dan memastikan itu hanya coba2 dan tidak akan pernah terulang lagi. Tapi yang namanya emosi kadang tidak bisa dikendalikan, istri mengamuk sejadinya dan membawa masalah ke ranah keluarga besar. Berabe.
Akupun terpaksa pindah ke tempat kos karena istri muak liat wajahku. Dalam keadaaan terlunta2 mental dan tertekan seperti ini, aku pun berusaha mencari pelarian dengan menginap di kantor dan merepotkan pegawai lainnya dengan sesekali nginap di rumah mereka.
Adalah rekan kerjaku sejak tahun 2016 kemarin, bernama Rama, seorang wanita kelahiran medan berdarah batak. Rama ini seorang alpha-woman-type, artinya keras kepala dan cenderung egois. Awal mula kehadirannya saja sudah langsung nyuruh2 orang lain jelasin peraturan/SOP ke dia, padahal jelas orang lain itu (aku) jauh lebih lama bekerja disini.
Soal perawakan, Rama tidak didukung wajah yang menarik. 3-size-measurement? Minus malah di bagian depan. Parahnya, Rama lebih senang untuk tidak memakai make-up bahkan dalam situasi formal sekalipun. Makanya di usia nya yang menginjak 30 tahun ini, aku paham kenapa pacarnya mutusin dia. Padahal kalau memakai make up, Rama dapat kelihatan lebih menarik.
Kami sudah setim hampir 2 tahun lamanya. Baik profesional ataupun urusan personal sudah sering kami bahas. Makanya ketika dia tahu aku bertengkar dengan Mery, dia langsung bertanya “Kau apain dia?” dengan gaya khas anak bataknya. Kalau sudah pake gaya begini, mendingan dijawab dengan serius atau langsung cabut, sebelum diajak debat yang ujungnya ngabisin energi.
Akupun menerangkan secara garis besar apa masalahnya. Kata2 bodat pun keluar dari mulutnya ditujukan padaku. Aku hanya bisa tersenyum meringis, membayangkan bahwa rekan kerja ku pun bakal memusuhiku (aku mengerti kenapa, kan dia diputusin pacarnya . Jadi dimata dia, aku sama brengseknya dengan mantan co nya). Hari aku menceritakan kasusku, adalah hari dimana Rama sama sekali tidak memperdulikanku. Untungnya kerjaan kami sedang tidak banyak dan mampu kuhandle sendiri. Tapi aku bertekad baikan sama dia, karena urusan kantor memang tidak boleh bercampur dengan urusan pribadi. Sangat mempengaruhi output dan kinerja.
Esoknya kubeli sebatang chunky bar dan sebungkus chitato besar. Berhubung meja kami sebelahan, gampang saja kutawarin dia makanan tersebut. Dengan pelototan dan jawaban ketus, dijawabnya tidak. Aku langsung ketawa2. Kuhimbau pada nya untuk tidak melarutkan masalahku ke profesionalisasi kami. Dia menatapku dan menjulurkan tangannya ke bungkus chitato. Yah, setidaknya rekan kerjaku tidak memusuhiku.
Untuk meredakan bencinya, kubiarkan dia sepanjang pagi itu merepet dan memaki ku atas tindakan ku kepada Mery. Tidak sekalipun kusanggah, tidak sekalipun kutepis. Suaranya sampai bergetar, air mata mulai memupuk di matanya. Aku hanya bisa bilang maaf berulang kali. Siangnya, suasana sudah mulai berubah karena dia mulai bertanya di mana aku tinggal.
“sesekali di kantor” jawabku. “hah, tidur dimana kau?” tanya nya. “noh korsi2 itu kalo dijejer bisa buat tempat tidur. Yang penting punggungku nyandar aja”. Dia geleng2 kepala dan bilang aku gila. Padahal dia ga tau kalo tinggal di kantor dengan air bersih, listrik gratis, serta wifi dengan kuota gede itu menyenangkan <<< korupsi. Kami pun kembali fokus ke kerjaan masing2.
Selepas istirahat, darah batak yang mengalir di tubuhnya kembali menghangat. Tapi tidak memanas, hanya interogasi kecil yang ingin dituntaskannya.
Rama : Kok bisa lah kau gituin dia Kev?
Aku : bah, masih belum puas?
Rama : bukan loh, ga abis pikir aku soalnya. Kalian (red:laki2) kek ga ada puas2nya. Ngebuang bunga demi sampah di jalan
Aku : Ini mau digimanain lagi coba? Aku kan dah minta maaf juga. Penyesalan kan selalu datang telat, kalo di awal kan namanya pendaftaran.
Berkat perkataan cuek ku, aku berhasil membuatnya tertawa. Mungkin, mungkin karena aku belum “menyentuh” wanita selama 3 minggu terakhir, tawa dan ekspresi Rama membuat nafsuku tidak stabil. Wanita rekan kerjaku selama ini yang kuliat biasa saja, bahkan cenderung tidak menarik perhatianku, membuat insting lelaki ku aktif. Tanpa sadar, aku memegang kedua tangannya yang bersila di paha nya. Kugenggam dan kutatap matanya sambil tersenyum.
Rama kaget dan langsung menarik tangannya. Aku kembali mengeluarkan perkataan cuek “Lumayan megang tangan cewek” sebelum dia berkata apa2. Rama langsung merespon “segitu pengennya ya?”, yang langsung kujawab “udah hampir sebulan loh. Bosen pake tangan sendiri”. Rama langsung melotot tajam “Jadi kau kira aku tempat pelampiasan?” dengan nada meninggi. Akupun langsung berkilah “enggak loh Rama. Bukan pelampiasan, kau tempat aku mencurahkan rinduku” disertai senyum seringaiku, berharap ini tidak jadi pembantaian umum.
Rama langsung menjawab “sama aja kampret” dan kembali menghadapi kerjaannya. Dalam artian lain, sebenarnya aku sudah di zona selamat karena berhasil mengalihkan pembicaraan kasus ku ke mesumku. Namun, sekarang otakku dipenuhi pikiran mesumku. Aku ingin bersetubuh. Tepatnya, aku ingin memasukkan alat kelaminku ke lubang kenikmatan Rama. Kupandangi tubuhnya terutama di bagian payudara. Sadar aku memperhatikan dirinya, Rama balas menatap tajam dan sedikit membentak “apa?”
Pikiranku langsung cepat bereaksi. Rama adalah seorang alpha-type, dia ga akan segampang itu peduli, meskipun kepada rekan kerjanya sendiri. Pikiranku berlanjut, Rama sudah lama tidak pacaran. Ini berarti taruhan 50-50. Aku harus mencoba, batinku berkata.
“Enggak. Aku cuma mau pijet2 badanmu aja” sergahku sambil mengarahkan kursi ku ke belakang nya dan sekaligus memegang bahu nya. Rama sedikit berteriak “apaan seh?” sambil menepis tanganku dari bahu nya. Langsung sigap kutangkap tangannya. Rama langsung melotot tajam sambil berkata “Kev, aku marah. Lepasin”.
Taruhanku sepertinya salah. Tapi otakku masih dipenuhi pikiran mesum. Dengan sedikit tercekat, aku mengeluarkan kata2 “Ram, tolong aku Ram” sembari tidak menghiraukan perintahnya untuk melepaskan tangannya. Rama menjawab tegas “ENGGAK. LEPASIN”. “Ram, bantuin napa. Ga usah sampe “kesana” deh. Bantuin aku “keluar” aja. Janji (janji? lol)” kataku dengan penuh harap sambil tetap memegang tangannya.
Rama terdiam sejenak. Disaat seperti ini, aku tidak membiarkannya berpikir. Aku langsung menyambung perkataanku “Iya ga sampe ngapa2in. Nanti aku bantuin juga kau deh” sambil menurunkan tangan kami berdua ke arah paha nya. Aku memanjangkan jari kelingkingku ke arah paha nya, sedikit membelai, berharap semoga rangsangan ini sampai. Rama tidak berkata apa2. Rama diam, seperti terpasrah. Aku celingak- celinguk liat keadaan, dan langsung menghambur ke depan memeluk Rama seraya berkata “Makasih ya Ram”. Aroma rambutnya menelusuk hidung, bercampur dengan nafsu yang ingin segera kutuntaskan. Rama berbisik “jangan disini. dimana?”. Akupun berdiri, memberinya kode untuk mengikutiku ke ruang kesehatan.
Ruang kesehatan kantor kami terletak di ujung lantai 2. Ruang ini sederhana, hanya ada tempat tidur rawat, meja dan kursi kerja dokter, kursi tunggu dan AC. Ruangan ini serba praktis, sering dipakai untuk tempat istirahat ataupun tempat kongkow. Dan seperti biasa, kunci ruangan ini selalu tertinggal di dalam. Mungkin memang ada pegawai atau pejabat lain yang memakai nya seperti yang akan kulakukan. Tapi itu bukan urusanku.
Rama pun masuk. Aku langsung mengunci pintu dan mendekap dia dari belakang. Tangan kananku langsung menggerayangi payudaranya, sedang tangan kiriku membelai area wanita nya dari luar celana hitamnya. Kali ini Rama tidak bisa terdiam. Suara lirihan kecil mulai terdengar di telinga kiriku. Rama langsung membalikkan badan dan menyambar mulutku dengan mulutnya. Bibir kami beradu, aku berusaha memasukkan lidahku ke mulutnya. Sedikit kuremas payudaranya barulah lidahku bertemu dengan lidahnya. Tangan kiriku bergerilya masuk kedalam celananya. Gila ya put, pikirku dalam hati. Kuyakin kau juga menginginkan hal ini. Kau juga merindukan diginiin. Buktinya dengan basahnya celana dalammu.
Jari tengahku menerobos masuk ke liang vaginanya. Ciuman Rama mulai tak teratur dan terlepas. Desahan tertahan keluar dari mulutnya, yang memancing ku untuk meneruskan foreplay ini lebih lanjut. Tangan kananku bergerak melolosi kancing kemejanya, hingga Bh hitamnya terpampang dan tanganku bebas merabanya. Lidahku sekarang bergerak di leher kiri Rama, tangan kananku memilin dan meremas apa yang dapat di raihnya dibalik Bh hitam tersebut. Tangan kiriku tetap dinamis mengorek isi dalam lubang itu. Pikiranku dipenuhi dengan nafsu. Aku yakin Rama sudah lupa dengan janji ku (janji yang mana? hahaha)
Kudorong pelan Rama ke arah meja kerja dokter. Rama mengerti dan duduk diatas meja tersebut. Kutanggalkan celana Rama, kulepaskan celana dalamnya sehingga liang kenikmatan yang sudah basah itu terpampang di hadapanku. Rama terkangkang pasrah di hadapanku, hanya kemeja yang terbuka separuh dan Bh hitamnya yang melekat di badannya saat ini. Kumajukan kepalaku untuk melekatkan mulutku ke vagina Rama. Sepertinya Rama juga mengharapkan ini, terbukti dengan dijambaknya rambutku ketika cairan vaginanya mulai kuisapi. Desisan desisan nafsu ini semakin membangkitkan gairahku.
Aku menurunkan celanaku. Kuhisap kembali lidah Rama sambil melepaskan Bh hitamnya. Kupilin putingnya dan aku berbisik di telinganya “Enak sayang?”. Rama menggigit pundakku sebagai jawaban. Kuciumi lehernya, kupermainkan puting payudaranya, kutekan2 klitorisnya. Sepertinya Rama akan membantu ku keluar kali ini. Tangannya menggenggam kontolku, naek turun, dan mulai mengarahkannya ke vaginanya….tanpa kuminta. Aku harus membantu Rama juga. Kudorong perlahan batangku, sekujur badanku dipenuhi kenikmatan duniawi itu. Kudorong terus sampai melekat kelamin kami. Kutatap mata Rama, kami kembali berciuman, dan Rama kembali menggigit pundakku.
Kami saling menyangga dan mengkait ketika aku mulai menggerakkan batangku maju-mundur. Setiap hentakan yang kulakukan dibalas dengan baik oleh goyangan Rama. Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi apabila kami ketahuan. Rama pun sepertinya sama. Bunyi meja berderit, desahanku, desahan Rama aku rasa dapat menjelaskan keadaan kami pada orang yang mungkin sedang tepat ada di luar ruangan. Aku tidak peduli. Rama sekarang terlentang di atas meja, kaki kiri nya kuangkat ke pundakku yang barusan digigitnya. Kupacu kembali tempo tadi. Rama semakin belingsatan. Tangan kiriku menekan klitorisnya. Gerakan Rama semakin tidak karuan. Aku tetap memaju-mundurkan batangku di dalam lubang yang semakin basah tersebut.
Kenikmatan ini ekstasi bagi kami. Rama sepertinya kelelahan setelah batangku dipijat vaginanya beberapa kali. Kedua kakinya kuangkat, kucium betis nya seraya kembali menghentakkan batangku. Aku hampir keluar. Kupercepat irama gerakan pinggulku sebisa yang aku mampu. Makin cepat dan tak terkendali, Rama sudah seperti kehabisan napas, deritan meja makin keras, aku mulai teriak, teriak kenikmatan yang kulepaskan seketika cairanku mengisi dalam lubang vagina itu. Aku goyangkan terus, meresapi sisa2 kenikmatan yang masih ada.
Rama bangkit duduk dan merangkul leher ku, mencium ku, dan berkata “Enak sayang”. Aku pun tersenyum dan menjawab “Makasi ya sayang. Benar2 nikmat abang rasa” (padahal kami seumuran. Aku memakai kata abang ke dia biar mesra soalnya. hahaha). Aku langsung mengambil tisu dan mengelap baik kelaminku dan kelamin Rama. Rama sedikit merasa geli ketika kusentuhkan tisu itu ke vaginanya. “Padahal tadi niatnya cuma pake tangan. Aku malah mau pake mulut. Ujung2 nya ngentot juga kita ya” Ujarnya sambil tersenyum cemberut. Aku tertawa dan berkata “Lain kali di tempat tidur yok Ram. Mau?” . Rama hanya tersenyum mengangguk. Kami berdua bergegas memakai pakaian kami dan meninggalkan ruangan tempat pengalaman pertama kami, dengan disertai rasa was was dan teliti agar tidak ada bukti yang tertinggal.
Mari gabung di ono4d Agen Togel Terpercaya Deposit Pulsa.
– Min DP 25 Ribu
– Bisa Deposit via Pulsa XL/Axis/Telkomsel/Tri
– Bonus Cashback 5% dibagikan setiap Hari Senin
Diskon Togel :
– 4D : 66%
– 3D : 59%
– 2D : 29%
BONUS DEPOSIT HARIAN 5%
BONUS CASHBACK 5%
Bonus Referral Togel hingga 1% dan Games 0,1% dihitung dari TurnOver.
Salam Hokky Selalu,
onojitu,com
WA : +855969374187
FB : ono4d
LINK ALTERNATIF : cutt,ly/4dhoki