Bercinta Di Office
Sebelum aku memulai opisode ini, pekenankan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca situs 18 Tahun ini, yang telah menyempatkan diri untuk menulis email kepada saya.
Terima kasih juga aku tujukan kepada pembaca, yang sudah memberikan kritikan, saran, masukan atau bahkan yang hanya sekedar share dalam masalah sex.
Dengan segala kerendahan hati, segala kekurangan dan keterbatasan yang ada dalam penulisan artikel saya yang berjudul “Kisah Bersama Ibu Muda dan Mantan Anak Ibu Kost, Liarnya Wanita Setengah Baya 1-2, ica Anak Seorang Pejabat”, aku tetap berharap mendapat masukan
tentang bagaemana cara penulisan artikel yang benar.
Juga tidak lupa aku sampaikan permohonan maaf, jika pada artikel aku tersebut dan artikel-artikel selanjutnya, terdapat kesamaan nama dan tempat.
Dengan tidak mengurangi rasa hormatku kepada para pembaca yang namanya sama, nama tersebut sengaja aku pilih acak (disamarkan) sebagai bentuk tanggung jawab morilku kepada mereka yang pernah kencan dengan aku.
Sehingga kerahasiaan identitas mereka tetap terjaga, karena itu juga merupakan komitmen kami sebelum melakukan hal-hal yang terlalu jauh.
Karena apa yang aku tuangkan dalam artikel tersebut adalah Epengalaman nyatakuE Serta mohon maaf kepada para pembaca yang tidak bisa aku balas emailnya, karena memang kita mempunyai perbedaan visi dalam menerjemahkan gaya hidup free sex.
Berikut ini adalah kisah nyataku saat making love dengan seorang gadis mahasiswi, yang kuliah di salah satu kota dingin di Jawa Timur.
Kisahku ini berawal saat aku salah sambung, ketika menghubungi teman chattingku yang lain. Dan dari sinilah kenikmatan itu aku alami.
Kejadian itu terjadi sekitar bulan Januari 2005 yang lalu, saat itu aku bermaksud menghubungi salah satu teman chattingku.
“Hallo, gimana khabar kamu nana?” tanya dengan percaya diri.Agent Togel Terpercaya
“Hallo, ini siapa ya?” suara dari celullerku. “Aduh, mentang-mentang baru kerja jadi sombong gitu,” godaku. “Ini gerry, yang tempo hari ngebahas masalah sex itu lho,” jelasku.
“Maaf, kalo boleh tahu ini siapa ya?” tanyanya kembali. “Apa benar ini dengan nana?” tanyaku ganti. “Maaf, sepertinya Mas, salah sambung,” jelas gadis itu. “Lho memangnya ini siapa?” tanyaku penasaran. “Aku lila,” kata gadis itu.
“Ups! maaf banget Mbak lila.. Aku kira ini nomor temanku,” kataku malu. “
Emang nomornya berapa 081xx,” jawabku pasti. “Tuh kan salah belakangnya,” kata gadis itu sambil tersenyum. “Tapi tidak apa-apa kok Mas, kita bisa kan berteman?” tanyanya. “Nama Mas siapa?” tanya sekali lagi.
“Bbbisa.. Bisa.. ” jawabku gugup dan malu.
“Namaku gerry,” jawabku singkat.
Obrolan tersebut terjadi sampai 10 menit lamanya, dari suaranya yang sexy aku menjamin pasti deh orangnya cakep juga. “Oke deh Mas, lila mau kuliah dulu nih,” paparnya. “Oke deh lila, terima kasih atas waktunya,” kataku singkat. “Oya, Mas gerry Surabayanya daerah mana?” tanya
lila. “Aku di Surabaya kota, kamu pernah main ke sini?” balas tanyaku.
“Iya nih Mas, kebetulan Sabtu besok aku ke Surabaya” jelasnya. “Oh ya, sama siapa kamu ke Surabaya?” tanyaku balik. “Sendirian Mas, kenapa mau nemenin?” lila balik bertanya. “Siapa takut,” jawabku lugas. “Tapi aku belum tahu jalannya Mas,” kata lila. “Apa aku jemput di Terminal
bus?” aku menawarkan diri.
“Tidak usah Mas, aku bawa mobil sendiri kok,” jelas lila. Setelah kami bercakap-cakap, akhirnya lila memnutuskan untuk ketemuan di kantorku. Karena yang lila tahu hanya daerah kantorku dan berikutnya lila langsung memutuskan hubungan cellulernya. Hari Sabtu, kebetulan aku
ada rencana mau kerjakan berkas- berkas yang masih belum terselesaikan. Ketika starletku melaju kencang di jalan tol, cellulerku dengan kencangnya berdering, memainkan lagu dangdut. “Hallo, Mas Gerry… kamu ada dimana?” suara yang 4 hari lalu aku kenal. “Hey lila, aku sudah
mau keluar pintu gerbang tol,” jelasku. “Oke deh Mas, sampai ketemu nanti.. Bye” kata lila singkat. Tanpa terasa aku sudah sampai dihalaman kantorku. “Selamat pagi Pak gerry,” sapa satpamku. “Selamat pagi Mas,” balasku menyapa. “Aku mita tolong ambilkan kunci ruanganku Mas,”
perintahku. “Baik Pak,” kata Pak satpam sambil bergegas mengambil kunci dalam pos. Sebelum aku meninggalkan pos satpam, tidak lupa aku pesan jika ada wanita mencari aku, langsung saja diantar ke ruanganku. 5 menit kemudian, aku sudah berada di depan mejaku. Setelah
menyalakan AC, aku segera bergegas mengaktifkan komputer dan menata kembali berkas-berkas yang masih berserakan diatas meja. Tidak lama kemudian, suara pintu ruangan aku diketuk seseorang, “Tok.. Tok.. Tok” bunyi papan pintuku. “Masuk..,” aku berteriak agak pelan. “Maaf
Pak geryy, tamu bapak sudah datang,” kata Pak satpam. Muncullah seorang gadis yang sexy, menggunakan rok mini warna soft dikombinasikan dengan blus putih belahan rendah, menambah anggun penampilannya. Kulitnya yang putih, ditumbuhi bulu-bulu yang halus menambah
darah kelaki- lakianku spontan meletup. “Maaf Pak saya mau balik ke pos jaga,” suara satpam memecahkan lamunanku. “Iya iiyaa Pak, terima kasih,” kataku gugup. “Mas gerry ya?” tanya gadis cantik itu. “Iya.. Iya.. Kamu lilakan.. kan?” balasku bertanya. Kami berdua bersalaman
sambil mempersilahkan lila duduk di depan meja kerjaku, setan burik yang dari tadi sudah mulai menggedor keimanan aku tentang hal-hal yang ngeres, semakin mendesak pikiranku.
“Gimana perjalannanya lila?” tanyaku membuka obrolan.
“Sepi tuh Mas, jadinya agak cepet datangnya,” jelas lila.Agent Bola Terpercaya
“Besar sekali tempat kerja Mas gerry,” puji lila. “Ah biasa aja kok lila, kamu sendiri bekerja dimana,” tanyaku balik. “Cuman perusahaan swasta bergerak dibidang konsultan Mas,” jelas lila. Obrolan selanjutnya membawa kami berdua seperti orang yang sudah kenal lama, tidak ada
batas dan jarak. Sesekali kami berdua tertawa dengan cerita yang kami ungkapkan. Dari obrolan tersebut, baru aku ketahui status lila yang baru cerai beberapa bulan lalu karena dijodohkan orang tuanya. Pantas saja tubuhnya masih kencang karena hanya dipakai 2 bulan saja oleh
mantan suaminya. Sampai akhirnya, waktu menunjukkan pukul 10.25 wib. “Mas, lila boleh tanya sesuatu?” tanya lila. “Waktu Mas gerry call kemaren, kok bisanya salah pencet nomor sih?” tanyanya. “Ya nggak tahu, emang aku pikir pencetnya sudah benar tuh” kataku membeli diri.
“Oya, kok Mas bilang.. yang tempo hari ngebahas masalah sex itu lho.. Memangnya nana tuh siapa Mas?” tanyanya menyelidik. “nana adalah teman chattingku, walaupun aku kami belum pernah ketemu tapi aku seperti sudah seperti sahabat lama” jelasku. “Kok sampai ngebahas
masalah sex, memang ada apa Mas?” tanya lila. “OOo.. Itu, dia tuh ingin tahu banyak style yang ada saat ngesex. Makanya aku sering kirim gambar-gambar porno sama dia” jelasku panjang. “Boleh lihat nggak Mas?” pinta lila. Sambil bertanya seperti itu, lila tidak menunggu
jawabanku. Dia langsung bangkit dari duduknya dan berdiri membungkuk disamping kananku menghadap layar monitorku. Aroma parfum yang mahal, membuat birahiku naik turun. Ditambah dinginnya AC membuat aku semakin gemes melihat tubuh lila yang sexy. Ingin rasanya
aku langsung mendekapnya dan bercinta dengannya. Tanganku yang lincah memainkan mouse, untuk membuka file-file yang berbau pornografi. Nafas lila terasa di telingaku keluar tidak beraturan dan sesekali kakinya yang tinggi dirapatkan seperti menahan sesuatu. Air liurku terasa
menetes, melihat bongkahan daging dibalik setelan blusnya yang pendek.
lila seakan memancing mataku untuk terus melihat dadanya yang putih. Disaat sedang asyik menikmati gambar-gambar porno tersebut, tiba tiba lila sudah berada di belakangku. Payudaranya terasa kencang ketika tangannya yang sedikit berbulu, menarik kepalaku sampai
mendongkak kebelakang. Jari jemarinya yang lentik memainkan punting susuku, serr.. nafsu birahiku seperti meledak keluar. Dadaku berdegub kencang.
Ketika kepalaku mendongkak ke belakang, bibirku langsung di sumbat oleh bibirnya yang mungkil. Lidahnya menari-nari di bibirku dan sesekali menantang lidahku untuk beradu dengan lidahnya.
15 menit keadaan itu bertahan, sampai akhirnya lila menarik kursi yang aku duduki. Sehingga posisiku yang pertamanya merapat dengan bibir meja, sekarang kurang lebih 50 cm bergeser menjauhi bibir meja.
Dengan sigap lila sudah berada dipangkuanku. “Mas, aku ingin seperti yang digambar itu” kata lila sambil mendesah. “Berikan kenikmatan yang sudah 2 bulan hilang dalam hidupku” rengeknya. “Tikk.. ” belum selesai aku menjawab, bibirnya yang liar mulai mengoyak bibirku yang
masih tertegun dengan apa yang sedang terjadi. Jari lila yang lentik mulai memereteli satu persatu kancing blusnya, sambil bibirnya memegut bibirku tiada hentinya. Adik kecilku berontak, ingin lepas dari dinding CD yang membatasinya. Goyangan pantat lila diatas pangkuanku,
membuat semakin tegang penisku.
Aku terhanyut dengan keadaan tersebut dan lupa jika itu aku lakukan dikantor, ditempat kerjaku! Tanganku bergerak bagaikan seperti dikontrol, menggerayangi punggung lila.
Dan sesekali memainkan jariku dengan nakal, sehingga menimbulkan reaksi yangluar biasa pada tubuh lila.
Wajahku dibenamkan ke permukaan dadanya dan tangannya meremas, menjambak rambutku yang sedikit gondrong. “Sss.. Mas.. Ooohh.. ” desah lila. “Mas.. Beri aku kenikmatan.. ” rintihnya. Aku sudah tidak sabar ingin melihat bongkahan daging dibalik BHnya yang ukuran 32.
Karena jari jemariku sudah hapal betul untuk mengetahui letak pengait BH, maka dengan mudah aku bisa melepas nya. Alamak. Sepasang bongkahan daging menantang di depan mataku dengan kedua puntingnya yang berwarna merah kehitam-hitaman. Tanpa dikomando, bibirku
yang sedikit sensual mulai menyentuh permukaan payudaranya. “Uggh.. Mas.. Teruss..
Uughh” tubuh lila menggeliat saat lidahku mulai bekerja menjilati payudaranya”Slot Gacor
Geliatan tubuh lila diatas pangkuanku membuat aku semakin berani mengoyak dadanya, puntingnya yang mengeras
tidak lupa aku isap dalam-dalam. Sesekali aku gigit puntingnys yang mengencang, liarnya lidahku memainkan kedua puntingnya membuat birahi lila semakin menggebu. Lidahku dengan liar menjilati, mengulum, menghisap, puntingnya dengan lembut sehingga membuat gerakan lila
dipangkuanku semakin liar. Disaat aku rasa libidonya mulai menanjak, aku mengangkat tubuh lila utnuk duduk di bibir meja kerjaku. Keadaan lila yang setengah bugil membuat aku sangat bernafsu sekali menyetubuhinya. Setelah lila duduk di tepi meja, kakinya yang jenjang dibuka
dan dijejakkan pada pegangan kursiku. Terlihat jelas CD transparan yang sudah mulai basah oleh cairan yang menetes dari lubang vaginanya. Aroma wangi, muncul dari arah lubang kewanitaan lila. Posisiku yang duduk di kursi seperti semula, memudahkan aku untuk mulai
menyerang bagian selagkanan lila. Hanya sedikit membungkukkan tubuhku, bibirku sudah tepat berada di depan selangkangan lila. Lidahku yang panjang mulai menjilati permukan CD lila yang sudah ditembus oleh cairan kenikmatnya. “Aoow.. Mass.. Ggellii” desah lila. Kedua
tanganku memegang erat pinggul lila, sehingga wajahku bisa benar-benar optimal di selangkangannya. Jilatan lidahku di permukaan CD lila dirasakan menghentak- hentak birahinya. Ini terbukti dengan gerakan tubuhnya yang sedikit kayang, ketika jilatan aku semakin menjadi.
Disaat posisi kayang inilah, kesempatan tidak aku sia- siakan untuk melepas CD dengan motif rendra yang digunakan oleh lila. Untuk memdudahk operasiku, aku hanya menyingkap rok mini yang dikenakan lila. Sedangkan CDnya tidak aku lepas seluruhnya, karena hanya aku buka
dari sisi kanannya saja sedangakn yang sisi kiri aku biarkan menyangkut di betisnya yang mulus. Belahan yang nampak jelas diselangkangan lila dan ditumbuhi rambut-rambut yang terawat, membuat birahi spontan merasuk ke seluruh tubuhku. Lidahku yang dari tadi sudah ingin
menikmati lubang itu langsung mendarat dipermukaan vagina lila. “Ohh.. Mas.. Teruss.. Jangan.. Lepass.. ” lila menggelinjang hebat. “Srrupp.. Srupp.. ” mulutku menghisap seluruh cairan yang sudah mulai menyiram bibir vaginanya. “Mmm.. ” bibirku melumat vagina lila dengan liar.
Sesekali tubuhnya kembali kayang, dengan kedua tangannya digunakan menopang tubuhnya diatas meja. Dan sesekali kembali duduk di bibir meja dengan getaran-getaran penuh birahi. Gerakan tubuhnya naik turun, kekanan kekiri bergerak tidak beraturan mengiringi setiapa jilatan,
hisapan dan kocokkan lidahku di vagina lila. “Mass.. Amppun.. Bibir kamu.. Aagh nikkmaat” desahan lila berkali-kali. Sampai akhirnya, aku melihat jelas clitoris lila sebiji kacang mulai nongol di sudut atas vaginanya. Dengan lembut, sentuhan lidahku langsung membuat tubuhnya
bergetar hebat sambil kembali ke posisi kayang. “Mass.. Adduh.. Aaku.. nggak.. Tahann.. Uuuhh” rintihnya. “Gila.. Kamu Mas.. Ooo teruss..” berkali kali lila merintih. Clitoris lila yang semakin memerah karena hisapan bibirku, semakin nampak membesar sebiji kacang sehingga
memudahkan aku untuk menghisapnya dalam- dalam. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali tubuh lila menggelinjang dengan posisi kayang. Detik-detik orgasme akan diraih ole lila dan aku tahu persis indikasi itu, dan ketika posisi kayangnya tinggi. Aku langsung menahan pantatnya
dengan bertumpu siku tanganku diatas meja. “Mas.. lilaaaa.. nggak tahan.. Akuu.. Gaa..” rintih lila. “Mass.. Aaampunn” seiring rintihan panjang tersbut, tubuh lila mengejang dalam posisi kayang. Cairan bening keluar dari sudut vaginanya. “Crutt.. Crut.. Crutt” cairan itu tidak aku
lewatkan setetespun untukmasuk dalam mulutku. Lidah berputar-putar di datas bibir vaginanya dimana cairan bening lila muntah untuk pertama kalinya. Dengan lahapnya aku menelan semua cairan yang dimuntahkan ole lila. Walaupun aku tahu lila sudah orgasme untuk yang
pertama, lidahku yang bandel tetap saja memainkan clitorisnya.
Terkadang lidahku bergerak keluar masuk mengoyak lubang vagina lila, dinding-dinding vagian lila yang mengencak setelah orgasme pertama terasa asin dan manis.
Kali ini tubuh lila terkulai lemas diatas meja kerjaku,
kakinya masih terbuka lebar dan kepalanya terjuntai di bibir meja. Sehingga rambutnya yang sebahu terjuntai ke bawah, aku mencoba bangkit dari dudukku.
Kali ini tanganku menahan lutut lila (lila mengatur posisinya seperti orang melahirkan), sehingga belahan di selangkangan lila
terbuka menganga. Kesempatan ini langsung aku gunakan untuk mengocok lubang vagina lila dengan leluasa. Kedua tangan lila mencengkeram bbir meja tatkala.
Lidahku yang panjang untuk kesekian kalinya mengoyak dinding-dinding vaginanya. “Adduhh.. Mass.. Kamu pandai
sekali..” rintih lila. “Sss.. Geli banget Mass..” desahnya kembali.
Aku mengambil soft dink Cola yang sempat aku buka, setelah aku minum sedikit aku lelehkan dikit demi sedikit ke bibir vagina lila sehingga tubuh lila kembali menggelinjang tidak beraturan.
“Ooogghh.. Mass.. Aaaoo”
rintihan lila kali ini, hanya bisa diikuti gerakan kepalanya yang sedang menjuntai kebawah.
Bak seorang yang tripping, kepalanya mengikuti irama jilatan lidahku. 10 menit lidahku memborbardir clitoris dan vagina lila sampai akhirnya aku melihat gelagat lila untuk mendapatkan
orgasmenya yang kedua.
“Mass.. Mas.. lila.. Mau.. Keluaarr lagi..” rintihnya.
“Mass.. Ooohh.. Aku nggak taahhaann Mas..” rintih lila sambil memindahkan tangannya, yang tadinya mencengkeram erat bibir meja.
Kali ini menggapai-gapai kepalaku utnuk membantu membenamkan
lidahku dalam- dalam ke lubang kewanitaannya.
“Maass.. Aampunn.. Aaakkhh” dibarengi tubuh lila yang mengejang bebrapa saat.
Cairan bening kembali meleleh berkali-kali dari lubang vaginanya.
Dan dengan rakusnya lidah dan mulutku membersihkan seluruh cairan yang keluar untuk kedua kalinya.
Tubuh lila tetap terlentang menikmati orgasme yang 2 kali didapatkannya, kepalanya terjuntai. “Sebentar lila, aku kunci dulu pintunya.”
Aku bangkit dari tempatku dan menuju ke pintu ruanganku. Posisi lila masih tetap seperti semula terlentang diatas meja,
blusnya putih masih terlingkar dipinggulnya karena beberapa kancing bajunya belum terlepas. Begitu juga dengan rok mininya masih melingkar kusut dipinggulnya. Ketika aku balik kedepan mejaku, tiba-tiba tangan lila menggapai pinggulku, dan dengan sigap, lila bisa mengeluarkan
adik kecilku yang mulai tadi sudah terbelenggu oleh ketatnya CDku. “Waow.. Besar sekali Mas punya kamu..” puji lila.
Dengan posisi kepala yang menjuntai di bibir meja, mulut lia langsung melahap batang penisku yang berukuran 19 cm kurang sedikit dab bentuknya akan melengkung.
Dengan posisi berdiri mataku menyaksikan, mulut lila yang menghisap, mengulum dan menjilati batang
kemaluanku. “Oh.. lila..” Aku menggerakkan kepala melihat langit-langit ruangan merasakan sentuhan lidah lila yang menari-nari di batang kemaluanku. Kedua tangan lila, meremas pantatku (yang kata teman-teman kencanku tergolong sexy). Tangan lila menggerakkan pinggulku
bergark maju mundur, keluar masuk mulutnya yang tipis. “Aduh lila sayang.. Terus sayang..” desahku. lila benar-benar lihai memainkan lidahnya, sampai- sampai aku dibuatnya merem melek. Untuk mengimbangi permainan lila yang semankin menjadi. Kedua jariku memilin punting
lila yang sudah mulai mengencang lagi. Sesekali aku membungkukkan badanku, untuk sekedar menghisap punting lila.
“Uuuff.. lilaaaaaaaa..” aku mendesah saat batang kemaluanku bagaikan ditelan oleh mulut lila.
Tanganku yang jahil, mulai meraba perut lila. Dan aku berusah menggapai kelentit lila yang terbuka lebar.
Jari telunjukku bergerak menggesek-gesekan di permukan clitorisnya. Aku lihat tubuh lila bergetar dengan sentuhan jati telunjukku, dan ketika posisinya meguntungkan aku
langsun meraih kedua paha lila sehingga posisi kita menjadi 69.
Posisi ini tidak seperti 69 biasanya, karena aku berdiri setangah membungkuk sedangkan lila kepalanya menjuntai di bibir meja.
“Sss.. Mas.. Kamu jaahaat..”
rintih lila sesekali melepaskan mulutnya dari batang penisku.
Dan sesekali jarinya yang lentik mengocok batang kemaluanku.
“Mas.. Aduhh.. Aku nggak kuaat nihh.. Mass” rintih lila.
Hisapan mulutku aku perkuat dengan kencang, sampai seakan-akan semua cairan yang meleleh di dinding vagina lila masuk semua kemulutku.
“Mass..” lilaaaaa
merintih panjang ketika cairan di vaginanya muncrat untuk kesekian kali.
Adik kecilku yang begitu tegang merengek untuk menikmati lubang surgawi lila.
Akhirnya aku segera merubah posisi, ke bawah selangkangan lila. lila yang masih lemas akibat orgasme ketiga tadi, langsung aku
balikkan menghadap ke bibir meja.
Posisi badannya yang setengah nungging dan tengkurap diatas meja kerjaku, membuat birahiku langsung melonjak.
Tanpa memberi kesempatan lila bernafas, batang penisku aku arahkan ke lubang vagina lila melalui belakang “Bless..”
“Maass..
Gilaa.. Besar sekali.. Ooohh,”
lila terengah-engah menerima batang kemaluanku yang memang berukuran diatas rata-rata.
Gerakan maju mundur di belakang tubuh lila secara berirama aku gerakan, terkadang telapak tangan lila menahan perutku.
Agar supaya penisku tidak masuk
semua. “Akhh.. Mas.. Amppunn.. Nikmat sekali rasanya..” rintihnya.
“Terus Mas.. Jangan berhenti.. Aku suka sekaallii” rintih lila untuk kesekian kalinya.
Sesekali tangannya mencengkeram bibir meja dengan kencang, saat batang kemaluanku menghujam dalam lubang lila.
Aku merubah sedikit posisi, aku angkat satu kaki lila untuk naik diatas meja.
Sehingga selangkangannya bersudut 90 derajat, sehingga penisku benar-benar terbenam sampai mentok. “Ughh.. Eeennaakk Mass..” desah lila saat penisku terasa mentok menyentuh batas langit-langit vagina nya.
“Crek Crek Crek..”
suara batang penisku menghujam keluar masuk di lubang kemaluan lila. Cengkraman tangan lila di bibir meja, memperjelas pendapatku bahwa gadis wanita ini benar-benar menikmati hebatnya batang penisku.
Aku berusaha mempermainkan birahi lila dengan cara memperlambat tempo pergerakan pinggulku.
Aku melepas penis dan mulai membalikkan tubuh lila tepat berhadapan dengan tubuhku.
Kali ini posisi lila duduk di tepi bibir meja kerja dan aku sendiri berdiri menghadapnya,
dengan penuh perasaan aku masukkan penisku
kembali ke lubang surgawi miliknya. “Sss..” desah lila ketika aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk.
Tangan lila menopang tubuhnya, sedangkan kakinya melingkar di pinggulku. “Hheekk.. Teruss.. Mas..” rintih lila. Beberapa saat kemudian aku lihat lila semakin memacu
birahinya untuk mendapatkan orgasme berikutnya. Sesekali aku memutar-mutar penisku sehingga dinding vagina lila terasa sekali menggesek batang kemaluanku.
“Sss.. Nikmat sekali.. Mmm..” desahan lila sekarang dibarengi dengan merubah posisi tangannya. Yang pertama
menopang tubuhnya supaya tidak terlentang di atas meja, sekarang kedua tangann melingkar di punggungku. Mulutnya yang haus berusaha menjilat dan menghisap puntingku, setiap genjotan batangku semakin bertubi-tubi. Semakin liar saja bibirnya yang mungil meraih puntingku.
Posisi ini benar-benar membuat rangsangan yang luar biasa,
persendian tubuhku seperti mulai meluncur terfokus ke batang kemaluanku yang diguyur kenikmatan yang luar biasa.
“Uggh.. Mass.. Aampunn.. Tikkaa.. nggak taahaan..” tintih lila sambil menggapai-gapai puntingku yang
semakin mengencang. “Tahaann.. Sayang.. Kitaa.. Keluar saama-samaa..” rintihku yang tidak kalah hebatnya untuk meraih klimak yang didambakan setiap orang saat bercinta. Gerakan kedua tubuh kami semakin tidak berirama, bagaikan kuda liar kami memacu birahi. Sampai-
sampai meja kerja bergoyang dan sedikit berbunyi. “Ohh.. Mass.. Keluarin.. Di dalam.. Ohh..” pinta lila.
Yang aku tahu jika seorang wanita mengijinkan sperma kita untuk keluar didalam vaginanya,
artinya dia sudah memprotek dirinya supaya tidak hamil.
Birahiku berlomba dengan
birahi lila untuk mengejar puncak kenikmatan. “Mass.. Aaakuu.. Kee.. luuaarr” lila merintih panjang sambil menghisap puntingku dalam- dalam.
“Tahan.. Saayaanngg.. Aku jugaa.. Mauu..” rintihkan tak kalah hebatnya. “Akkhh..” aku merintih panjang mendapatkan kenikmatan
tersebut. Seluruh kekuatanku saat itu, semua terfokus pada batang kemaluanku. Dan kenikmatan itu semakin menjadi ketika lila sedikit menggoyang pinggulnya.
Aduh alamak, rasanya aku terbang keawan. Aku tidak bisa lagi menghitung, berapa kali semburan spermaku di lubang
vagina. Sengaja aku tidak melepas batang kemaluanku dari lubang vagina lila, aku rasakan denyutnya masih terasa memeras sisa-sisa kenikmatan yang ada.
“Mas, kamu memang hebat” lila memuji permainan sex ku. “Kamu tidak hanya jago di teori tetapi juga prakteknya.”
Aku mengecup keningnya yang penuh dengan peluh, sekejap kemudian kepala lila bersandar di dadaku yang bidang.
Adik kecilku yang tadinya tegang, sekarang mulai mengkerut dan keluar dari lubang lila dengan sendirinya. Sejenak kami bergegas memperbaiki baju kami berdua, blus lila
yang sedikit kusut akibat hebatnya permainan tersebut. Rok mininya dirapikan seperti semula dan celana dalamnya dikenakan lagi.
Komputer, meja, dan dinding kantorku, menjadi saksi bisu permainan sex kami berdua. Setelah merapikan rambut dan lila memoles wajahnya dengan
perlengkapan make upnya, kami bergegas keluar ruangan. Sengaja, aku tidak membawa mobilku karena memang aku akan mengantar lila ke tempat yang dituju.
Sepanjang permainan lila tidak henti-hentinya memuji permainan sex yang baru aku tunjukkan. Dan kami berdua,
bagaikan seorang sahabat yang sudah mengenal. Sehingga tidak ada jarak lagi untuk saling bercanda, saling tertawa.
Kenangan yang indah di tempat kerjaku, seakan hanya kami berdua yang bisa merasakan keindahan permainan tersebut.
Kami berdua telah mereguk kenikmatan
bersama. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Terimakasih Telah Membaca Cerita Seks, Dengan Judul Bercinta Di Office
Mari gabung di ono4d Agen Togel Terpercaya Deposit Pulsa.
– Min DP 25 Ribu
– Bisa Deposit via Pulsa XL/Axis/Telkomsel/Tri
– Bonus Cashback 5% dibagikan setiap Hari Senin
Diskon Togel :
– 4D : 66%
– 3D : 59%
– 2D : 29%
Salam Hokky Selalu,
onopg.com
WA : +855969374187
FB : ono4d
LINK ALTERNATIF : cutt.ly/4dhoki